Friday, August 31, 2012

Ternyata Kecerdasan Kita Ditentukan Saat Tertidur




Manusia normal yang berada di atas bumi pasti melakukan aktifitas ini, meskipun cuma 1 jam tiap hari. Jaman dahulu kala orang tidur
 memakai bantal kayu atau batu atau bahkan tidak memakai bantal. Sekarang aja enak, orang tidur pakai yang 'empuk-empuk.
Kebiasaan tidur dengan bantal kayu atau batu, menyebabkan orang-orang dahulu bisa bangun dengan segar bugar, karena tubuh mereka bisa beristirahat total saat tidur. berbeda dengan mereka yang tidur di atas kasur empuk, tubuh mereka tidak bisa istirahat dengan total, kenapa ya? karena saling menekan dengan alas tidurnya.
Posisi tidur yang benar adalah tubuh miring ke kanan dengan kaki bagian atas di tekuk, dan tangan kiri sebagai bantal. Tidur dengan posisi ini bermanfaat agar mengalirkan darah ke otak dengan sempurna, karena posisi kepala lebih rendah dari jantung. Posisi tidur yang membuat bodoh adalah : terlentang, tengkurap, dan kaki mengangkang. Posisi ini diibaratkan sebagai cara tidurnya binatang, karena aliran darah tidak lancar, perut dan dada tertekan, juga aliran darah ke otak juga terhambat.



Saat tidur yang baik adalah jam 20.00 WIB - 01.00 Pagi. Selanjutnya 01.00-04.00 digunakan untuk belajar, pukul 04.00 - 06.00 untuk olahraga, dan seterusnya...
Saat tidur yang tidak baik adalah pukul 06.30 WIB setelah matahari terbit, pada tengah hari pukul 11.30 - 12.00 WIB dan pukul 17.30 WIB saat matahari tenggelam. Tidur pada saat tersebut akan mengakibatkan seseorang linglung dan separuh kesadarannya hilang, diakibatkan oleh keseimbangan alam yang pada waktu-waktu tersebut harus berada pada kondisi sadar.



Tidur yang baik berada dalam keadaan atau ruang yang gelap, terhindar dari cahaya yang menyengat dan silau. Rangsang cahaya yang terlalu banyak, menyebabkan otak tidak optimal dalam melakukan defragmentasi data-data yang terekam sebelum tidur, hal ini akan berdampak kepada daya ingat pada jangka waktu yang lama.

10 Produk Indonesia Yang Dikira Produk Luar Negeri


You'll Never Walk Alone - Hai sobat, bagaimana kabarnya hari ini? Semoga baik-baik saja. Saya kali iniakan memberikan sebuah informasi mengenai beberapa produk Indonesia yang kita sangka adalah produk asing. Apa sajakah produk-produknya ? Berikut ini rangkumannya.


1. Maspion

Iklan Maspion terkenal dengan ungkapan "Cintailah produk-produk Indonesia". Maspion memang perusahaan lokal yang terkenal
dengan produk elektronik keperluan rumah tangga. Mulai dari setrika, blender, kipas angin, sampai AC pun ada. Perusahaan yang berpusat di Surabaya ini telah menghasilkan produk-produk elektronik sejak tahun 1960-an.


2. Polygon
Polygon MTB Cozmic RX 1.0 Seri 2012
Di Indonesia, merk yang satu ini sudah tak asing lagi. Mulai dari sepeda biasa, sepeda mini, sampai sepeda gunung juga ada. Semua sepeda itu di buat di Sidoarjo, Jawa timur. Kualitasnya sih, tidak perlu ditanya lagi, bagus-lah pokoknya. Banyak pengguna biasa sampai komunitas per-sepeda-an memakai
produk ini. Harganya juga macam-macam sampai 10 juta-an.


3. Polytron
Mungkin Anda memiliki alat-alat eektronik bermerk Polytron. Ini ternyata produk Indonesia, lho. Pabriknya saja ada di Semarang dan Kudus. Kalau masalah elektronik, perusahaan ini memang jagonya.
Kenapa? Soalnya perusahaan ini sudah berdiri sejak 1970-an.


4. Byon
Perkembangan teknologi yang sangat cepat ternyata tidak membuat negara kita hanya menjadi penonton belaka. Merk Byon turut meramaikan tren komputer dan notebook.
Dengan harga yang terjangkau, bukan berarti Byon ialah produk yang tidak bermutu. Malahan memiliki konsep yang cukup tinggi.
Kehadiran Byon membuktikan, bahwa Indonesia juga bisa membuat produk teknologi yang berkelas.


5. Lea
Walaupun produknya berbau-bau Amerika Serikat, tapi sebenarnya Lea Jeans ini merupakan produk ASLI Indonesia. Modelnya pun tidak kalah dengan merk-merk jeans kelas dunia lainnya yang sedang trend saat ini.


6. Tomkins
Mulai dari sepatu sekolah, sepatu olahraga, sepatu futsal, sampai sepatu bikers pun disediakan sama produk Tomkins. Kita tidak usah bingung dari namanya yang terkesan Luar Negeri. Padahal Tomkins sebenarnya sungguh merupakan produk Indonesia.


7. Bodypack dan Eiger
Kedua produk ini bernaung pada satu induk yang sama. Bedanya, Bodypack sekarang memfokuskan diri pada tas laptop dan
gadget, sedangkan Eiger setia pada produk- produk berbau aktivitas alam bebas. Kualitas Eiger dan Bodypack sich sudah nggak perlu dipertanyakan lagi.


8. J.CO Donuts and Coffee
Tahun 2005 Outlet pertama J.CO donuts and Coffee di Supermall Karawaci di buka. Perlahan, J.CO donuts and Coffeemmengembangkan sayap ke seluruh Indonesia. Bahkan sekarang, J.CO donuts and Coffee sudah memiliki Outlet di luar negeri, Malaysia dan Singapura.


9. California Fried Chicken (CFC)
Restoran ayam satu ini memang dari namanya sudah Amerika sekali kan? CFC memiliki 178 gerai di seluruh Indonesia. Yang terdiri dari 108 Outlet milik perusahaan dan 70 Outlet milik Terwaralaba.


10. Hoka Hoka Bento
Hoka Hoka Bento merupakan restoran Masakan Jepang. Restoran yang dinaungi oleh PT. Eka Bogainti ini pertama kali membuka outletnya di Kebun Kacang, Jakarta.

Mungkin masih banyak produk-produk Indonesia lainnya yang kita sendiri tidak mengetahui, bahwa merk-merknya itu ialah asli produk Indonesia. Namun, minimal 10 merk diatas sudah merepresentasikan paradigma kita sebagai bangsa yang mampu bersaing dengan luar negeri.

Intinya, jangan pernah menganggap remeh dan merasa malu dengan produk dalam negeri kita sendiri. Siapa lagi yang akan bangga dengan produk dalam negeri kalau bukan bangsa itu sendiri?

Terima kasih sudah membaca artikel tentang "10 Produk Indonesia Yang Dikira Produk Luar Negeri". Mohon maaf bila banyak terdapat kesalahan. Semoga bermanfaat.

Konfrontasi Indonesia-Malaysia




Konfrontasi Indonesia-Malaysia atau yang lebih dikenal sebagai Konfrontasi saja adalah sebuah perang mengenai masa depan Malaya, Brunei, Sabah dan Sarawak yang terjadi antara Federasi Malaysia dan Indonesia pada tahun 1962 hingga 1966.

Perang ini berawal dari keinginan Federasi Malaya lebih dikenali sebagai Persekutuan Tanah Melayu pada tahun 1961 untuk menggabungkan Brunei, Sabah dan Sarawak kedalam Federasi Malaysia yang tidak sesuai dengan Persetujuan Manila oleh karena itu Keinginan tersebut ditentang oleh Presiden Soekarno yang menganggap pembentukan Federasi Malaysia yang sekarang dikenal sebagai Malaysia sebagai "boneka Inggris" merupakan kolonialisme dan imperialisme dalam bentuk baru serta dukungan terhadap berbagai gangguan keamanan dalam negeri dan pemberontakan di Indonesia.

Pelanggaran perjanjian internasional konsep THE MACAPAGAL PLAN antara lain melalui perjanjian Persetujuan Manila tanggal 31 Juli 1963, tanggal 3 Agustus 1963, tanggal 5 Agustus 1963[3] mengenai dekolonialisasi Wikisource-logo.svg yang harus mengikut sertakan rakyat Sarawak dan Sabah.

Pada 1961, Kalimantan dibagi menjadi empat administrasi. Kalimantan, sebuah provinsi di Indonesia, terletak di selatan Kalimantan. Di utara adalah Kerajaan Brunei dan dua koloni Inggris; Sarawak dan Borneo Utara, kemudian dinamakan Sabah. Sebagai bagian dari penarikannya dari koloninya di Asia Tenggara, Inggris mencoba menggabungkan koloninya di Kalimantan dengan Semenanjung Malaya, Federasi Malaya dengan membentuk Federasi Malaysia.

Rencana ini ditentang oleh Pemerintahan Indonesia; Presiden Soekarno berpendapat bahwa Malaysia hanya sebuah boneka Inggris, dan konsolidasi Malaysia hanya akan menambah kontrol Inggris di kawasan ini, sehingga mengancam kemerdekaan Indonesia. Filipina juga membuat klaim atas Sabah, dengan alasan daerah itu memiliki hubungan sejarah dengan Filipina melalui Kesultanan Sulu.

Di Brunei, Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) memberontak pada 8 Desember 1962. Mereka mencoba menangkap Sultan Brunei, ladang minyak dan sandera orang Eropa. Sultan lolos dan meminta pertolongan Inggris. Dia menerima pasukan Inggris dan Gurkha dari Singapura. Pada 16 Desember, Komando Timur Jauh Inggris (British Far Eastern Command) mengklaim bahwa seluruh pusat pemberontakan utama telah diatasi, dan pada 17 April 1963, pemimpin pemberontakan ditangkap dan pemberontakan berakhir.

Filipina dan Indonesia resminya setuju untuk menerima pembentukan Federasi Malaysia apabila mayoritas di daerah yang hendak dilakukan dekolonial memilihnya dalam sebuah referendum yang diorganisasi oleh PBB. Tetapi, pada 16 September, sebelum hasil dari pemilihan dilaporkan. Malaysia melihat pembentukan federasi ini sebagai masalah dalam negeri, tanpa tempat untuk turut campur orang luar, tetapi pemimpin Indonesia melihat hal ini sebagai Persetujuan Manila yang dilanggar dan sebagai bukti kolonialisme dan imperialisme Inggris.
“ Sejak demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur, ketika para demonstran menyerbu gedung KBRI, merobek-robek foto Soekarno, membawa lambang negara Garuda Pancasila ke hadapan Tunku Abdul Rahman—Perdana Menteri Malaysia saat itu—dan memaksanya untuk menginjak Garuda[4], amarah Soekarno terhadap Malaysia pun meledak. ”

Demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur yang berlangsung tanggal 17 September 1963, berlaku ketika para demonstran yang sedang memuncak marah terhadap Presiden Sukarno yang melancarkan konfrontasi terhadap Malaysia[5]an juga kerana serangan pasukan militer tidak resmi Indonesia terhadap Malaysia. Ini berikutan pengumuman Menteri Luar Negeri Indonesia Soebandrio bahwa Indonesia mengambil sikap bermusuhan terhadap Malaysia pada 20 Januari 1963. Selain itu pencerobohan sukarelawan Indonesia (sepertinya pasukan militer tidak resmi) mulai memasuki Sarawak dan Sabah untuk menyebar propaganda dan melaksanakan penyerangan dan sabotase pada 12 April berikutnya.

Soekarno yang murka karena hal itu mengutuk tindakan demonstrasi anti-Indonesian yang menginjak-injak lambang negara Indonesia[6] dan ingin melakukan balas dendam dengan melancarkan gerakan yang terkenal dengan nama Ganyang Malaysia. Soekarno memproklamirkan gerakan Ganyang Malaysia melalui pidato beliau yang amat bersejarah, berikut ini:
“ 

Kalau kita lapar itu biasa
Kalau kita malu itu juga biasa
Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar!

Kerahkan pasukan ke Kalimantan hajar cecunguk Malayan itu!
Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu

Doakan aku, aku kan berangkat ke medan juang sebagai patriot Bangsa, sebagai martir Bangsa dan sebagai peluru Bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya.

Serukan serukan keseluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki Gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat.

Yoo...ayoo... kita... Ganjang...
Ganjang... Malaysia
Ganjang... Malaysia
Bulatkan tekad
Semangat kita badja
Peluru kita banjak
Njawa kita banjak
Bila perlu satoe-satoe!

Soekarno.

Perang

Pada 20 Januari 1963, Menteri Luar Negeri Indonesia Soebandrio mengumumkan bahwa Indonesia mengambil sikap bermusuhan terhadap Malaysia. Pada 12 April, sukarelawan Indonesia (sepertinya pasukan militer tidak resmi) mulai memasuki Sarawak dan Sabah untuk menyebar propaganda dan melaksanakan penyerangan dan sabotase. Tanggal 3 Mei 1964 di sebuah rapat raksasa yang digelar di Jakarta, Presiden Sukarno mengumumkan perintah Dwi Komando Rakyat (Dwikora) yang isinya:

Pertinggi ketahanan revolusi Indonesia
Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Sarawak dan Sabah, untuk menghancurkan Malaysia

Pada 27 Juli, Sukarno mengumumkan bahwa dia akan meng-"ganyang Malaysia". Pada 16 Agustus, pasukan dari Rejimen Askar Melayu DiRaja berhadapan dengan lima puluh gerilyawan Indonesia.

Meskipun Filipina tidak turut serta dalam perang, mereka memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia.

Federasi Malaysia resmi dibentuk pada 16 September 1963. Brunei menolak bergabung dan Singapura keluar di kemudian hari.

Ketegangan berkembang di kedua belah pihak Selat Malaka. Dua hari kemudian para kerusuhan membakar kedutaan Britania di Jakarta. Beberapa ratus perusuh merebut kedutaan Singapura di Jakarta dan juga rumah diplomat Singapura. Di Malaysia, agen Indonesia ditangkap dan massa menyerang kedutaan Indonesia di Kuala Lumpur.

Di sepanjang perbatasan di Kalimantan, terjadi peperangan perbatasan; pasukan Indonesia dan pasukan tak resminya mencoba menduduki Sarawak dan Sabah, dengan tanpa hasil.
Komando Aksi Sukarelawan.

Pada 1964 pasukan Indonesia mulai menyerang wilayah di Semenanjung Malaya. Di bulan Mei dibentuk Komando Siaga yang bertugas untuk mengkoordinir kegiatan perang terhadap Malaysia (Operasi Dwikora). Komando ini kemudian berubah menjadi Komando Mandala Siaga (Kolaga). Kolaga dipimpin oleh Laksdya Udara Omar Dani sebagai Pangkolaga. Kolaga sendiri terdiri dari tiga Komando, yaitu Komando Tempur Satu (Kopurtu) berkedudukan di Sumatera yang terdiri dari 12 Batalyon TNI-AD, termasuk tiga Batalyon Para dan satu batalyon KKO. Komando ini sasaran operasinya Semenanjung Malaya dan dipimpin oleh Brigjen Kemal Idris sebaga Pangkopur-I. Komando Tempur Dua (Kopurda) berkedudukan di Bengkayang, Kalimantan Barat dan terdiri dari 13 Batalyon yang berasal dari unsur KKO, AURI, dan RPKAD. Komando ini dipimpin Brigjen Soepardjo sebagai Pangkopur-II. Komando ketiga adalah Komando Armada Siaga yang terdiri dari unsur TNI-AL dan juga KKO. Komando ini dilengkapi dengan Brigade Pendarat dan beroperasi di perbatasan Riau dan Kalimantan Timur.

Di bulan Agustus, enam belas agen bersenjata Indonesia ditangkap di Johor. Aktivitas Angkatan Bersenjata Indonesia di perbatasan juga meningkat. Tentera Laut DiRaja Malaysia mengerahkan pasukannya untuk mempertahankan Malaysia. Tentera Malaysia hanya sedikit saja yang diturunkan dan harus bergantung pada pos perbatasan dan pengawasan unit komando. Misi utama mereka adalah untuk mencegah masuknya pasukan Indonesia ke Malaysia. Sebagian besar pihak yang terlibat konflik senjata dengan Indonesia adalah Inggris dan Australia, terutama pasukan khusus mereka yaitu Special Air Service(SAS). Tercatat sekitar 2000 pasukan Indonesia tewas dan 200 pasukan Inggris/Australia (SAS) juga tewas setelah bertempur di belantara kalimantan (Majalah Angkasa Edisi 2006).

Pada 17 Agustus pasukan terjun payung mendarat di pantai barat daya Johor dan mencoba membentuk pasukan gerilya. Pada 2 September 1964 pasukan terjun payung didaratkan di Labis, Johor. Pada 29 Oktober, 52 tentara mendarat di Pontian di perbatasan Johor-Malaka dan membunuh pasukan Resimen Askar Melayu DiRaja dan Selandia Baru dan menumpas juga Pasukan Gerak Umum Kepolisian Kerajaan Malaysia di Batu 20, Muar, Johor.

Ketika PBB menerima Malaysia sebagai anggota tidak tetap. Sukarno menarik Indonesia dari PBB pada tanggal 20 Januari 1965 dan mencoba membentuk Konferensi Kekuatan Baru (Conference of New Emerging Forces, Conefo) sebagai alternatif.

Sebagai tandingan Olimpiade, Soekarno bahkan menyelenggarakan GANEFO (Games of the New Emerging Forces) yang diselenggarakan di Senayan, Jakarta pada 10-22 November 1963. Pesta olahraga ini diikuti oleh 2.250 atlet dari 48 negara di Asia, Afrika, Eropa dan Amerika Selatan, serta diliput sekitar 500 wartawan asing.

Pada Januari 1965, Australia setuju untuk mengirimkan pasukan ke Kalimantan setelah menerima banyak permintaan dari Malaysia. Pasukan Australia menurunkan 3 Resimen Kerajaan Australia dan Resimen Australian Special Air Service. Ada sekitar empat belas ribu pasukan Inggris dan Persemakmuran di Australia pada saat itu. Secara resmi, pasukan Inggris dan Australia tidak dapat mengikuti penyerang melalu perbatasan Indonesia. Tetapi, unit seperti Special Air Service, baik Inggris maupun Australia, masuk secara rahasia (lihat Operasi Claret). Australia mengakui penerobosan ini pada 1996.

Pada pertengahan 1965, Indonesia mulai menggunakan pasukan resminya. Pada 28 Juni, mereka menyeberangi perbatasan masuk ke timur Pulau Sebatik dekat Tawau, Sabah dan berhadapan dengan Resimen Askar Melayu Di Raja dan Kepolisian North Borneo Armed Constabulary.

Pada 1 Juli 1965, militer Indonesia yang berkekuatan kurang lebih 5000 orang melabrak pangkalan Angkatan Laut Malaysia di Semporna. Serangan dan pengepungan terus dilakukan hingga 8 September namun gagal. Peristiwa ini dikenal dengan "Pengepungan 68 Hari" oleh warga Malaysia.
Akhir konfrontasi

Menjelang akhir 1965, Jendral Soeharto memegang kekuasaan di Indonesia setelah berlangsungnya G30S/PKI. Oleh karena konflik domestik ini, keinginan Indonesia untuk meneruskan perang dengan Malaysia menjadi berkurang dan peperangan pun mereda.

Pada 28 Mei 1966 di sebuah konferensi di Bangkok, Kerajaan Malaysia dan pemerintah Indonesia mengumumkan penyelesaian konflik. Kekerasan berakhir bulan Juni, dan perjanjian perdamaian ditandatangani pada 11 Agustus dan diresmikan dua hari kemudian.

Daftar Fauna Identitas Provinsi di Indonesia




    You'll Never Walk Alone - Hai sobat, kali ini saya akan memberikan informasi tentang hewan-hewan yang menjadi identitas (maskot) di masing-masing provinsi di Indoneisa. Berikut merupakan daftar nama binatang (fauna) yang ditetapkan menjadi identitas (maskot) dari masing-masing provinsi di Indonesia. Selain memiliki fauna identitas, masing-masing provinsi juga memiliki flora identitas.

    Berikut Daftar Fauna Identitas Provinsi Di Indonesia: 
    • Nanggroe Aceh Darussalam: Burung Ceumpala Kuneng (Copsychus pyrropygus)
    • Sumatera Utara: Burung Beo Nias (Gracula religiosa robusta)
    • Riau: Burung Serindit Melayu (Loriculus galgulus)
    • Kepulauan Riau: Ikan Kakap Merah (Lutjanus sanguineus)
    • Sumatera Barat: Burung Kuau Besar atau Kuau Raja (Argusianus argus)
    • Jambi: Harimau Sumatera (Panthera tigris)
    • Sumatera Selatan: Ikan Belida (Chilata lopis)
    • Bangka Belitung: Mentilin (Tarsius bancanus)
    • Bengkulu: Beruang Madu (Helarctos malayanus)
    • Lampung: Gajah Sumatra (Elephas maximus)
    • DKI Jakarta: Burung Elang Bondol (Haliastur indus)
    • Banten: Badak Jawa (Rhinocerus sondaicus)
    • Jawa Barat: Macan Tutul (Panthera pardus)
    • Jawa Tengah: Burung Kepodang (Oriolus chinensis)
    • DI Yogyakarta: Burung Perkutut (Geopelia striata)
    • Jawa Timur: Bekisar (Gallus gallus)
    • Bali: Burung Jalak Bali (Leucopsar rotschildi)
    • Nusa Tenggara Barat: Rusa Timor (Cervus timorensis)
    • Nusa Tenggara Timur: Komodo atau Ora (Varanus komodoensis)
    • Kalimantan Barat: Burung Enggang Gading (Rhinoplax vigil)
    • Kalimantan Tengah: Burung Kuau Melayu (Polyplectron malacense)
    • Kalimantan Selatan: Bekantan (Nasalis larvatus)
    • Kalimantan Timur: Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris)
    • Sulawesi Selatan: Burung Rangkong (Rhyteceros cassidix)
    • Sulawesi Barat: Mandar Dengkur (Aramidopsis plateni)
    • Sulawesi Tenggara: Anoa (Bubalus depressicornis)
    • Sulawesi Tengah: Burung Maleo (Macrocephalon maleo)
    • Gorontalo: Ikan Bulala’o (Liza dussumieri)
    • Sulawesi Utara: Tarsius (Tarsius spectrum)
    • Maluku: Burung Nuri Raja (Alisterus amboinensis)
    • Maluku Utara: Burung Bidadari Halmahera (Semioptera
    • wallacii)
    • Papua Barat: Burung Kasuari (Casuarius casuarius)
    • Papua: Burung Cendrawasih (Seleucidis melanoleucus)
    Terima kasih sudah membaca artikel tentang “Daftar Fauna Identitas Provinsi di Indonesia”. Mohon maaf bila banyak terdapat kekurangan. Semoga bermanfaat.